Sistem pendidikan Indonesia kembali mengalami perubahan fundamental dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini diperkenalkan oleh Kemendikbudristek sebagai jawaban atas kritik terhadap kurikulum sebelumnya yang dianggap terlalu kaku dan membebani siswa. Dengan fokus pada pembelajaran berbasis proyek dan fleksibilitas, Kurikulum Merdeka bertujuan menciptakan lulusan yang lebih kreatif dan bernalar kritis. Namun, bagaimana hasil awalnya setelah beberapa tahun diterapkan?
Filosofi Utama: Fleksibilitas dan Pembelajaran Mendalam
Inti dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan keleluasaan bagi sekolah dan guru untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Beban konten dikurangi agar guru bisa fokus pada pembelajaran yang lebih mendalam (deep learning) pada konsep-konsep esensial. Selain itu, diperkenalkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang mendorong siswa untuk belajar melalui proyek-proyek tematik di dunia nyata.
Tanggapan Positif dan Tantangan Adaptasi Guru
Dari sisi siswa, banyak yang merespons positif karena beban hafalan berkurang dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, tantangan terbesar terletak pada kesiapan guru. Banyak guru yang terbiasa dengan metode pengajaran satu arah merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan model pembelajaran berbasis proyek yang menuntut peran sebagai fasilitator. Peningkatan kapasitas guru menjadi kunci keberhasilan kurikulum ini.
Mengukur Efektivitas Melalui Asesmen Nasional
Efektivitas kurikulum ini diukur melalui Asesmen Nasional (AN), yang menggantikan Ujian Nasional. AN tidak lagi mengukur kelulusan individu, melainkan memetakan kualitas pendidikan di setiap sekolah melalui tiga instrumen: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk literasi dan numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Data dari AN inilah yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan.
Intisari:
- Paradigma Baru: Kurikulum Merdeka adalah reformasi pendidikan yang fokus pada fleksibilitas, pembelajaran mendalam, dan berbasis proyek (P5).
- Tujuan Utama: Mengurangi beban konten untuk menciptakan siswa yang lebih bernalar kritis dan kreatif.
- Tantangan Implementasi: Kunci keberhasilan terletak pada peningkatan kapasitas guru untuk beradaptasi dengan metode pengajaran baru.
- Sistem Pengukuran: Efektivitas diukur melalui Asesmen Nasional (AN), yang memetakan kualitas literasi, numerasi, dan karakter di setiap sekolah.

