Membeli mobil bekas menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan mobil baru, tetapi juga membawa risiko kerusakan tersembunyi. Oleh karena itu, pemeriksaan komprehensif sebelum transaksi adalah langkah wajib. Kesalahan dalam pengecekan dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar di kemudian hari.
Pengecekan harus dimulai dari kondisi fisik eksterior dan interior. Cari tanda-tanda bekas tabrakan (perbedaan warna cat, sambungan las yang tidak wajar, celah bodi yang tidak rata). Di interior, periksa fungsi semua tombol, AC, dan odometer (apakah terindikasi reset). Yang paling penting, periksa kondisi mesin, transmisi, dan kaki-kaki—ideal jika didampingi oleh mekanik independen terpercaya.
Aspek krusial lainnya adalah keabsahan dokumen. Pastikan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli, nomor rangka dan mesin sesuai, dan status pajak kendaraan hidup atau tidak menunggak. Hindari kendaraan dengan dokumen bermasalah atau yang pernah terlibat kasus hukum.
Terakhir, lakukan uji coba (test drive) secara menyeluruh. Rasakan kinerja rem, akselerasi, dan stabilitas kemudi. Dengarkan suara-suara aneh dari mesin atau kaki-kaki saat mobil melaju di berbagai kecepatan. Dengan pengecekan yang teliti, risiko mendapatkan unit bermasalah dapat diminimalisir secara signifikan.
Intisari: Membeli mobil bekas memerlukan pemeriksaan komprehensif untuk menghindari risiko tersembunyi. Fokus pengecekan meliputi kondisi fisik (bekas tabrakan, fungsi AC dan tombol), kondisi mekanis (mesin, transmisi, kaki-kaki—sebaiknya didampingi mekanik), serta keabsahan dokumen (kesesuaian STNK/BPKB, nomor rangka, dan status pajak). Uji coba (test drive) menyeluruh juga wajib dilakukan untuk mendeteksi masalah saat mobil berjalan.

 