‘Flexing’ Auto Norak! Sultan ‘Old Money’ Pilih Gaya ‘Quiet Luxury’.

‘Flexing’ Auto Norak! Sultan ‘Old Money’ Pilih Gaya ‘Quiet Luxury’.

Coba perhatiin. Era pamer logo gede-gede (Gucci, LV) di mana-mana kok rasanya mulai ‘basi’ ya? Tren ‘flexing’ yang heboh pamer kekayaan, sekarang malah kelihatan try-hard. The game has changed!

Selamat datang di era ‘Quiet Luxury’ alias Kemewahan Tenang. Ini gaya ‘Sultan’ yang beneran kaya (biasanya ‘Old Money’). Mereka pakai barang super mahal, tapi… nggak ada logonya. Cuma ‘mereka yang tahu’ yang paham.

Kenapa ‘Sultan Baru’ (OKB) Ditinggal?

‘Flexing’ itu soal ‘pembuktian’ ke orang lain. “Lihat, gue kaya!” Tapi ‘Quiet Luxury’ itu soal ‘kenyamanan’ buat diri sendiri. Bahannya top-tier, jahitannya sempurna. It’s about quality, not labels. Mikir, kan?

Tren global ini nyiprat ke profesional muda RI. Kita jadi gak gampang ‘tertipu’ logo. Kita mulai respect sama brand lokal yang craftsmanship-nya bagus. Ini sinyal: jadi ‘kaya’ itu gak perlu berisik. Kualitas > ‘Teriakan’.

Intisari:

  1. Tren ‘flexing’ (pamer logo/merek) secara global mulai dianggap ‘norak’ (basi).
  2. Tren baru adalah ‘Quiet Luxury’: barang super mahal tanpa logo mencolok (gaya ‘Old Money’).
  3. Pergeseran ini adalah dari ‘pembuktian sosial’ (flexing) ke ‘kenyamanan personal’ (kualitas).
  4. Konsumen muda RI mulai mengadopsi ini, lebih menghargai craftsmanship daripada logo.